Sebuah terowongan misterius ditemukan terpendam di areal persawahan,
Dusun Pasinan Desa/Kecamatan Singojuruh. Kabar penemuan itu memancing
rasa penasaran warga untuk mendatangi lokasi. Hingga berita ini, ditulis
warga silih berganti memadati lokasi penemuan.
Belum diketahui secara pasti asal usul terowongan menyerupai goa
tersebut. Sejumlah sejahrawan Banyuwangi dari Yayasan Sejarah
Blambangan, melakukan penelitian awal. Terowongan itu terpendam dua
meter di dalam tanah dan ditemukan oleh Suparman, pemilik sawah.
Suparman secara tak sengaja mengetahui ada lubang memanjang saat
membuat sumur. Para sejahrawan Banyuwangi, yang ikut meneliti
mengatakan, pintu masuk terowongan diketahui berdiameter 90 centimeter
dan memanjang mencapai 16 meter di dalam tanah.
Semakin ke dalam, ruang terowongan semakin melebar dengan tinggi hampir
satu meter. Dinding terowongan adalah tanah cadas berwarna kemerahan.
"Diujung goa saya bisa duduk, tapi masuknya kita harus merangkak,"
ungkap Agus Mursyidi, sejarahwan Banyuwangi, pada wartawan, Selasa
(19/6/2012).
Lebih lanjut dia menjelaskan, di langit-langit goa banyak stalagtit
yang panjangnya bervariasi. Antara 10 hingga 30 centimeter.
Diperkirakan terowongan tersebut berusia 300 tahun. Itu jika dihitung
dari panjang stalagtit itu, yang tiap 1 centimeter stalagtit berusia 10
tahun. Sayangnya staglagtit banyak yang rusak akibat tersenggol warga
yang masuk.
"Setiap 1 centimeter stalagtit berusia 10 tahun," lanjut Agus, yang juga dosen sejarah di Universitas PGRI Banyuwangi ini.
Kemungkinan terowongan itu dulunya adalah saluran irigasi di abad
ke-18. Kemungkinan lainnya, adalah benteng pertahanan di masa
peperangan melawan kolonial VOC/Belanda tahun 1771. Meski begitu masih
perlu dibutuhkan penelitian lebih lanjut dari ahli arkeologi dan
geologi. Untuk itu, temuan terowongan misterius tersebut akan
dilaporkan ke pihak terkait.
"Tim akan melaporkan temuan ini kepada Balai Kepurbakalaan di Bandung"
timpal Ketua Yayasan Sejarah Blambangan, Suhailik, pada wartawan di
lokasi.
PENDAPAT BP3 TWOWULAN
Heboh ditemukannya terowongan misterius di Dusun Pasinan, Desa/Kecamatan
Singojuruh, Banyuwangi mengerakkan Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto mendatangi lokasi. Menurut Arkeolog
BP3 Trowulan, Wicaksono, Rabu (20/6/12), Kemungkinan terowongan ini
dipakai gerilya bawah tanah saat perang pra kemerdekaan atau zaman
Jepang.
Terowongan Pasinan diketahui memiliki kesamaan ciri-ciri dengan
saluran-saluran bawah tanah yang ditemukan di Yogyakarta. Yakni, saluran
berada di antara dua sungai dan dindingnya terbuat dari tanah. Di
dalam terowongan juga tidak ditemukan petunjuk arkeologis yang berguna
untuk menentukan periode terowongan. Oleh sebab itu BP3 memastikan
terowongan tidak berusia ratusan tahun. Terlebih terowongan hanya
dikedalaman 1,8 meter di bawah tanah.
Untuk masuk ke terowongan trsebut harus merangkak, karena pintu masuk
terowongan diketahui berdiameter 90 centimeter dan memanjang mencapai 16
meter di dalam tanah. Semakin ke dalam, ruang terowongan semakin
melebar dengan tinggi hampir satu meter. Dinding terowongan adalah tanah
cadas berwarna kemerahan. Di langit-langit goa banyak stalagtit yang
panjangnya bervariasi antara 10 hingga 30 centimeter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar