JAKARTA - Pekerjaan sebagai satpam memang tak banyak
peminatnya. Apalagi satpam kamar mayat. Hal berbeda malah terjadi dengan
Munawarman dan M Fadil.
Keduanya malah mengajukan diri sebagai
sekuriti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di ruang forensik yang
biasanya digunakan untuk tempat menyimpan korban meninggal.
Menurut
Munawarman, sekuriti untuk jaga malam di forensik RSCM terhitung mulai
ada pada 2007-an. “Sebelumnya tidak ada,” ujar Munawarman membuka cerita
kepada okezone di Jakarta, Sabtu (1/1/2011).
Ketika
ditanya pengalamannya menjadi sekuriti forensik RSCM, Munawarman
menjawab dengan santai. “Sebenarnya ada sedihnya, ada sukanya, tapi yang
banyak cerita seremnya,” ungkapnya.
“Kalau kismis (kisah
misteri)-nya sih banyak, Mas. Mulai dari suara-suara aneh, bau-bauan
sampai pernah dilemparin batu kecil. Tapi sih kami mah positif saja,
kalau negatif mulu mah nanti tidak bakal betah,” imbuhnya.
Menurut
dia, seharusnya setiap pos dijaga oleh satu orang, namun karena
sekarang sedang libur, Munawarman dan Fadil asik bercengkrama mengusir
bosan. Kedua sejoli ini mengaku sebagai soulmate. “Kami mah sudah
soulmate, jaga malam bareng, jaga siang bareng,” canda Munawarman. “Oia,
so-ul Mamat,” balas Fadil lantas tertawa.
Perbincangan kali ini
berjalan cair, mulai dari kisah-kisah menyeramkan sampai kisah-kisah
yang membuat gelak tawa pecah. “Dulu bang, kata Fadil, waktu deket pohon
Ceri di sana, sambil menunjuk ke arah luar gedung RSCM, waktu nongkong
bareng Brimob, nah tuh brimob kan ceritanya muntah, eh tahu-tahunya dari
muntahannya di tanah keluar api. Saya kira ada yang konslet, tapi
tenyata tidak ada kabel. Eh tidak berapa lama tuh Brimob kesurupan,
langsung saja saya panggilin Pak Haji (salah satu pegawai forensik
RSCM). Brimob saja bisa kayak gitu, apalagi kami yang badannya
kecil-kecil,” tuturnya.
“Belum lagi dulu, waktu awal-awal jaga
malam. Tiap malam ada saja yang nongol,” sambungnya. Fadil
melanjutkan,”Apalagi kalau lagi abis ada jenazah yang meninggal tidak
jelas, seperti kecelakaan, tenggelam. Nah itu tuh biasanya ada kismis.”
Ketika
ditanya perasaan saat terlibat langsung dengan jenazah, jawaban kedunya
seragam. “Aduh, paling seminggu bisa tidak makan,” jawab Munawarman
lantas tersenyum. "Iya Bang, apalagi kalau lihat korban yang bentuknya
aneh-aneh, bisa tidak tidur,” timpal Fadil.
Situasi berbeda
dirasakan oleh petuga forensik. Menurut Munawarman, mereka biasa saja
setelah melihat mayat korban kecelakaan atau pembunuhan. “Kalau orang
forensik mah beda. Kalau makan itu walau kulkas (pendingin mayat)
dibuka, tetap saja asyik makan. Padahal baunya ke mana-mana. Kami mah ga
bisa deh,” ujarnya.
Bapak dua anak itu menceritakan tugasnya sebagai sekuriti forensik RSCM tidak mudah. Terutama apabila ada pasien datang.
“Kami
sih biasanya mengamankan orang-orang. Misalnya ada kecelakaan, ramai,
nah kami yang mengamankan. ujar Munawarman. “Biasanya wartawan tuh yang
susah diatur kalau lagi ramai begitu,” celetuk Fadil semangat. (ful)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar